Budaya kerja yang tidak boleh ada dalam suatu perusahaan


Budaya kerja yang tidak boleh ada dalam suatu perusahaan.Tahukah Anda bahwa setiap perusahaan mempunyai budaya kerja yang unik? Kami akhirnya bisa menyimpulkan budaya kerja mana yang harus dilestarikan dan mana yang harus dibuang karena berdampak negatif. Meski berbeda latar belakang pekerjaan, berdiskusi dan bertukar pikiran dengan rekan kerja membuat saya bisa mendengar banyak cerita tentang pengalaman mereka di lingkungan kerja. Tentunya pengalaman kita di kantor masing-masing dapat menjadi acuan bagaimana kita harus bersikap kedepannya terkait dengan lingkungan kerja kita sendiri.


Budaya tempat kerja adalah nilai-nilai yang dimiliki perusahaan dan dipraktikkan oleh seluruh karyawan. Setiap perusahaan mempunyai karakteristik budaya kerja yang unik.


Tentunya setiap karyawan menginginkan budaya kerja yang positif di perusahaan tempat mereka bekerja. Ini akan memungkinkan Anda untuk bekerja dengan nyaman dan mewujudkan diri Anda di tempat kerja. Harapan kedepannya adalah pegawai dapat bekerja sebaik-baiknya dan suatu saat dapat dipromosikan. Namun dalam kehidupan ini, segala sesuatu memiliki sisi positif dan negatifnya. Termasuk juga hal-hal yang berkaitan dengan budaya kerja perusahaan. Terima kasih telah bekerja di perusahaan yang menjaga budaya kerja positif dan selalu berkembang menjadi lebih baik.

Tak jarang, dan tanpa disadari, mungkin ada beberapa lingkungan kerja yang secara tidak sengaja mengandung budaya kerja yang negatif, yang dampaknya dapat mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri.

Budaya kerja negatif yang perlu ditinggalkan

Perusahaan perlu merekrut karyawan baru setiap tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh pergantian karyawan atau karyawan yang lebih tua yang siap pensiun. Pergantian karyawan dapat menjadi salah satu faktor yang mengubah budaya kerja suatu perusahaan.

Selain kerja yang diterapkan oleh manajemen perusahaan, pihak yang menciptakan budaya kerja tersebut bisa jadi adalah karyawan itu sendiri. Jika budaya kerja positif maka pasti akan membuahkan hasil yang baik baik bagi perusahaan maupun karyawannya. Lalu bagaimana jika Anda tanpa sadar menciptakan budaya kerja negatif di lingkungan kerja Anda? Berikut ini adalah budaya kerja negatif yang tidak boleh ada dalam suatu perusahaan.


1. Selalu datang terlambat ke kantor Biasanya, perusahaan menetapkan aturan mengenai toleransi keterlambatan bagi seluruh karyawannya. Itu semua tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Beberapa orang mentolerir keterlambatan 10 menit dari waktu kehadiran resmi, sementara yang lain mentolerir keterlambatan 15 menit. Tentu saja, karyawan Anda akan mendapat manfaat besar jika menoleransi penundaan ini. Namun toleransi bukan berarti seluruh pegawai selalu datang tepat waktu. Sering masuk kerja tanpa alasan yang jelas merupakan budaya kerja negatif yang tidak boleh ada dalam suatu perusahaan. Apalagi jika alasannya cenderung dibuat-buat.


Beri waktu satu atau dua hari, mungkin karyawan lain masih mengerti. Namun apa jadinya jika beberapa karyawan datang terlambat ke kantor hampir setiap hari? Tentu saja hal itu juga dapat menimbulkan gosip dan rasa iri dari karyawan lainnya. Kalau hanya sekedar gosip, tidak masalah. Itu hanya sesuatu yang harus ditanggung secara mental oleh pelaku yang suka datang terlambat. Lalu apa jadinya jika budaya keterlambatan terus berlanjut pada pegawai lain yang semula merupakan pegawai disiplin? Tentu saja hal ini akan menjadi kerugian bagi perusahaan.


Jika perusahaan Anda profesional maka akan ada aturan ketat yang memberikan sanksi kepada karyawan yang suka datang terlambat. Namun bagaimana jika Anda adalah bisnis keluarga yang hanya membutuhkan kesadaran untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif?

2. Terjadi persaingan tidak sehat antar pekerja.


Kalau itu kompetisi untuk sesuatu yang positif, tidak apa-apa. Misalnya saja ketika diadakan perlombaan pada tanggal 17 dalam rangka HUT RI, selalu diadakan perlombaan di desa untuk menyemangati desa. Dalam setiap perlombaan selalu ada persaingan atau rivalitas dimana seluruh pesertanya berharap dapat bertanding secara sportif sehingga nantinya akan muncul pemenang berdasarkan penilaian yang adil. Begitu pula ketika bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan, setiap kita ingin menampilkan kinerja terbaiknya di hadapan pimpinan perusahaan. Namun, mohon jangan sampai menyikut rekan-rekan Anda karena ingin menunjukkan performa terbaik. Tentu saja ini bukan cara yang sportif.


Tunjukkan kemampuan Anda sebagai karyawan dengan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai peran Anda. Anda tidak perlu bertekuk lutut kesana kemari hanya untuk mendapatkan pujian dari pimpinan perusahaan atau kepala departemen.

3. Saling bergosip

Misalnya A dan B bergosip tentang C yang diundang oleh kepala departemennya untuk menyelesaikan suatu proyek di kantor. Ternyata Pak C juga suka mengeluh ke kepala departemen tentang Pak A yang sering datang terlambat ke kantor. Inilah yang terjadi di kantor, selain persaingan tidak sehat, para karyawan juga saling bergosip dan mengumpat. Bagaimana sebuah perusahaan bisa berkembang menjadi lebih baik, dan bagaimana kualitas sumber daya manusia di tempat kerja bisa ditingkatkan jika setiap karyawan saling bergosip dan memberikan pengaruh buruk? Alih-alih setiap orang berkembang dan tumbuh bersama, setiap orang malah mencari-cari kesalahan masing-masing.

Bukankah lebih baik jika karyawan tumbuh bersama di bawah payung satu perusahaan dan berharap yang terbaik untuk masa depan mereka?

Tinggalkan Balasan